Selasa, 08 November 2011
Kamis, 03 November 2011
Jumat, 28 Oktober 2011
jalan macet
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jalan tol (di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas hambatan) adalah suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain.Untuk menikmatinya, para pengguna jalan tol harus membayar sesuai tarif yang berlaku. Penetapan tarif didasarkan pada golongan kendaraan.
Di Indonesia, jalan tol sering dianggap sinonim untuk jalan bebas hambatan, meskipun hal ini sebenarnya salah. Di dunia secara keseluruhan, tidak semua jalan bebas hambatan memerlukan bayaran. Jalan bebas hambatan seperti ini dinamakan freeway atau expressway (free berarti "gratis", dibedakan dari jalan-jalan bebas hambatan yang memerlukan bayaran yang dinamakan tollway atau tollroad (kata toll berarti "biaya")).
Minggu, 23 Oktober 2011
akuntansi negara
Krisis Berlanjut, Investasi MP3EI Bisa Terancam

Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawadi mengatakan, perkembangan ekonomi global masih harus diwaspadai. Pasalnya, bila perlambatan ekonomi terus terjadi maka akan memukul sektor riil domestik. Salah satunya adalah menurunnya jumlah investasi asing di Indonesia.
"Investasi asing di sini akan cenderung melambat, karena perusahaan induk di negara asalnya turut mengalami tekanan. Sementara investor baru masih akan menunggu sampai keadaan di perekonomian global membaik," ungkapnya seperti dikutip dalam paparan Prospek Perekonomian Global.
Menurutnya, kendati Indonesia memiliki fundamental yang kuat dan teruji pada krisis tahun 2008 lalu, namun pemerintah tetap harus waspada dengan serius merumuskan dan mengimplementasikan langkah-langkah untuk meminimalisir dampak ekonomi global.
Dan untuk bidang investasi yang salah satunya tengah difokuskan pada proyek MP3EI, ia mengatakan proses pelaksanaannya harus lebih diefisienkan. "Meningkatkan daya tarik investasi seperti efektivitas pelaksanaan MP3EI," tandasnya.
Selain pada bidang investasi, lanjutnya, perlambatan ekonomi juga bakal berdampak pada penurunan ekspor, tertekannya rupiah, dan investasi asing di pasar modal.
pertanian
Pendidikan Pertanian Dinilai Tak Lagi Bangkitkan Pertanian
Riani Dwi Lestari
Sabtu, 22 Oktober 2011 16:04 wib
10 69Email0

foto: ist
Hal tersebut diungkapkan oleh Guru besar Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol UGM Susetiawan. Menurutnya, petani sudah tidak lagi memiliki kedaulatan dan kemandirian dalam penyediaan pangan, bahkan mereka mengalami kemiskinan secara sistematis dari dampak kebijakan pembangunan sektor pertanian.
Situasi tersebut disebabkan oleh peningkatan biaya produksi pertanian yang tidak bisa diimbangi dengan hasil pendapatan yang mereka peroleh.
"Kini benih, pupuk, dan pengolahan tanah justru menambah besarnya biaya produksi. Padahal dari hari ke hari harganya semakin meningkat," kata Susetiawan seperti yang dilansir laman UGM, Sabtu (22/10/2011).
Dia menuturkan, kini para petani sudah tidak mengajarkan bertani bagi generasi berikutnya, sebab bertani bagi mereka tidak lagi mendapatkan imbalan sepadan dengan kenaikan harga barang kebutuhan lain yang harus dibeli dengan uang.
"Pemuda pedesaan kini memandang kehidupan pertanian tanpa prospek masa depan yang cerah," bebernya.
Karena kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, menurut Susetiawan, beberapa petani rela menjual tanahnya untuk memasukkan anak cucunya menjadi tentara, polisi atau pegawai negeri dengan cara bayar.
"Petani yang tanahnya sempit sekira 0,25 hektar biasanya menanam padi bukan untuk dijual, tetapi untuk memenuhi kebutuhan pangan," jelas Susetiawan.
Sementara di pihak pemerintah, menurutnya, kegagalan pembangunan pertanian bukan semata-mata kegagalan satu kementerian saja tetapi beberapa kementerian terkait yang tak pernah melakukan kerja koordinatif.
"Kegagalan pembangunan pertanian secara otomatis mendorong kegagalan pendidikan pertanian baik dilakukan secara formal maupun kemasyrakatan akibat perilaku sosial para pemuda desa terasingkan dari dunia kehidupan mereka sehari-hari," Susetiawan mengimbuhkan.
Jumat, 21 Oktober 2011
Langganan:
Postingan (Atom)